Rabu, 18 Mei 2011

Asupan Zat Giz

Fauzi Arasj

Asupan zat gizi dapat diketahui melalui metode food recall 24 jam, dan hasil ukurnya di bandingkan dengan kebutuhan zat gizi yang dianjurkan (AKG), di samping itu dapat digunakan Semiquantitative Food Frequency Questionneirs untuk melihat tingkat keseringan penggunaan bahan makanan menurut satuan waktu tertentu. Ke depan, diperlukan adanya suatu nutritional biomarker untuk mengurangi kesalahan dalam menafsirkan data yang dikumpulkan di lapangan. Asupan zat gizi protein, lemak dan karbohidrat  yang tepat sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan fisik dan mental serta diperlukan untuk pemeliharaan tubuh.  Sedangkan mikronutrien mempunyai peran diberbagai sel sistem imun dan sel lain di dalam tubuh, terutama memainkan peran sebagai ko-faktor di dalam sintesa protein dan asam nukleat, yang akan menstimulasi dan memelihara fungsi seluruh bentuk sel imun, di samping berperan sebagai antioksidan (seperti vitamin E, Vitamin A dan Vitamin C) yang langsung bereaksi dengan radikal bebas dan sebagai ko-faktor (seperti seng, copper dan selenium) di dalam system enzim.  Bagaimana terjadinya mekanisme reaksi ini yang secara langsung meningkatkan fungsi imun sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.  

a)   Energi 
Asupan energi  mempunyai keterkaitan erat  dengan berat badan dan umur dalam bulan. Suhu lingkungan yang rendah akan menaikkan penggunaan energi dikaitkan dengan tubuh yang menggigil  sebaliknya jika berada pada suhu lingkungan yang tinggi maka energi akan dikeluarkan untuk pendinginan. Kebutuhan kalori anak perhari sampai berumur 5 tahun dimulai dengan angka 1000 Kkal dan di tambah 100 Kkal untuk tiap tahun umur, dengan demikian untuk anak umur 1 tahun dibutuhkan energi sebesar 1100 Kkal/hari dan untuk anak umur 2 tahun dibutuhkan sebesar 1200 Kkal per hari,  sedangkan menurut Depkes RI, kebutuhan energi untuk bayi dan balita 100 – 120 Kkal per kilogram berat badan.Sumber energi utama di alam adalah karbohidrat, pencernaan karbohidrat di mulai di mulut, setelah makanan dicampur dengan enzim amilase dan sebagian besar terjadi di dalam usus halus dengan bantuan enzim disakaridase yang dikeluarkan oleh sel mukosa usus halus berupa maltase, sukrase dan laktase. Hidrolisa disakarida terjadi di dalam mikro vili usus. Pati non karbohidrat atau serat makanan akan mengalami fermentasi oleh mikroorganisme dalam usus besar. Peran utama karbohidrat adalah sebagai penyedia glukosa bagi sel tubuh yang kemudian akan dirubah menjadi sumber energi bagi sel-sel otak, sel-sel saraf dan sel darah merah.

b)  Protein
Protein merupakan bagian dari semua sel hidup, seperlima dari bagian tubuh terdiri dari protein dan setengahnya ada di dalam otot, seperlimanya berada di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluhnya  ada di dalam kulit dan selebihnya ada di dalam jaringan dan cairan tubuh, dengan fungsi membangun dan memelihara sel sel dan jaringan tubuh. Pencernaan protein di mulai di usus besar menjadi asam amino, dengan bantuan asam lambung terjadi denaturasi sehingga enzim pencernaan dapat memecah ikatan peptida, selanjutnya pencernaan protein dilakukan dalam usus halus dengan campuran enzim protease, setelah pankreas mengeluarkan cairan yang sedikit basa dan mengandung berbagai prekursor protease seperti tripsinogen, kimotripsinogen, prokarboksipeptidase dan proelastase, yang akan menghidrolisis ikatan peptida menjadi ikatan peptida yang lebih pendek yaitu tripeptida, dipeptida dan asam amino. Hidrolisa dapat terjadi setelah protein memasuki sel-sel mukosa dengan hasil akhir adalah asam amino dan akan segera diabsorbsi segera dalam waktu 15 menit setelah makan.
Kebutuhan protein untuk pemeliharaan diperlukan sebanyak 1,1 gr/kg/hari, sedangkan untuk pertumbuhan di tambah sebanyak 50%, sehingga kebutuhan protein untuk anak usia 1-4 tahun adalah 1.2 g/kg/hari dan untuk 4-6 tahun sebanyak  1,1 g/kg/hari, kebutuhan protein bayi/balita lebih tinggi dari kebutuhan kelompok umur di atasnya yang mencapai 2-2.5 g/kilog berat badan.

c)   Karbohidrat
Karbohidrat merupakan campuran organik yang sebagian besar terdapat  di dalam buah-buahan, sayuran, umbi-umbian dan tepung, dan merupakan bahan penghasil energi terbesar di dalam tubuh manusia. Glukosa adalah energi utama yang didapat dari pati, sukrosa dan laktosa, cadangan glikogen di dalam tubuh atau dari sintesa glyconeogenic precursors seperti asam amino dalam tulang, menyumbang 4 kkal/g. Umur, jenis kelamin, dan aktifitas fisik sangat mempengaruhi kebutuhan kalori. 

d)   Lemak
Lemak mempunyai peran penting dalam metabolisme energi dan simpanan energi tubuh, merupakan zat essensial untuk pertumbuhan jaringan, perkembangan otak dan fungsi penunjang lain sepanjang hidup. Kebanyakan lemak yang terdapat di dalam diet berbentuk triacylglycerols dengan 3 asam lemak yang terikat kepada glycerol. Rekomendasi asupan lemak total yang dikeluarkan untuk bayi usia 4-6 bulan, mencapai 40-60% dari total energi yang akan digunakan  untuk pertumbuhan dan cadangan. Untuk umur 6-36 bulan, asupan lemak diturunkan secara bertahap, tergantung dari aktifitas anak menjadi 30-35% total energi. Peneliti lain, juga menganjurkan asupan lemak untuk anak umur 6-12 bulan sekitar 28-30%  dari energi total.  Asupan asam lemak jenuh tidak lebih dari 10% total energi dan PUFA diberikan 6-10%.  Fungsi lemak adalah merupakan sumber energi dan simpanan lemak dalam tubuh merupakan cadangan energi tubuh yang berasal dari kelebihan konsumsi salah satu atau kombinasi dari karbohidrat, protein dan lemak. Absorbsi lemak terutama terjadi di dalam jejunum.

e)   Vitamin dan mineral
              Peran dari beberapa zat gizi mikro yang esensial terhadap pertumbuhan, sudah terlihat melalui berbagai penelitian hewan coba, maupun penelitian klinis melalui suplementasi  single micronutriens pada manusia. Zat besi, seng dan vitamin A, ternyata menunjukkan hubungan yang sangat kuat dengan pertumbuhan. Tubuh membutuhkan vitamin dan mineral untuk tetap sehat,  vitamin serta mineral banyak terlibat dalam reaksi kimia, antara lain membantu merubah karbohidrat, protein dan lemak menjadi energi ketika dibutuhkan oleh tubuh.
              Vitamin B atau asam folat mempunyai peran yang serius di dalam sel manusia, dan berperan dalam pembentukan darah, menghasilkan energi dan berfungsi dalam sistem saraf. Kekurangan konsumsi vitamin B akan menyebabkan otak dan tulang belakang tidak tumbuh sempurna.   Vitamin A merupakan salah satu zar gizi mikro yang diperlukan untuk meningkat daya tahan tubuh dan kesehatan mata. Anak yang kekurangan vitamin A bila bersamaan dengan penyakit campak, diare dan penyakit infeksi lain akan dapat menyebabkan kematian. Infeksi akan dapat menghambat penyerapan zat gizi, serta mengeluarkan simpanan vitamin dari tubuh, jika tidak ditanggulangi dengan cepat akan dapat menyebabkan kebutaan.
         Zat besi merupakan mineral penting yang banyak ditemukan dalam otot, berfungsi untuk membawa oksigen keseluruh jaringan tubuh, membantu pertumbuhan dan fungsi kognitif pada masa anak anak.  Defisiensi zat besi pada anak dihubungkan dengan kejadian anoreksia, penurunan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan  hambatan pertumbuhan, serta terjadinya gangguan prilaku dan fungsi kognitif.
         Seng merupakan mineral terbesar kedua yang ada di dalam tubuh setelah besi. Dampak dari kekurangan seng tingkat sedang mengakibatkan terjadinya gangguan pertumbuhan, anorexia, lesu dan hypogonadism khususnya pada anak lelaki (wasting/kurus).  Seng mempunyai peran besar dalam membangun hampir seluruh metaloenzymes, perkembangan imunitas humoral dan intracelluler, proses transkripsi dan ekspresi gen.     Studi tentang pemberian suplementasi seng dan zat besi selama 24 minggu pada bayi pendek menunjukkan bahwa bayi pendek yang diberi suplementasi terjadi peningkatan  panjang badan namun tidak terjadi peningkatan berat badan. Studi tentang pemberian kalsium pada anak umur 12-36 bulan selama 3 bulan menunjukkan hasil bahwa  anak yang diberi kalsium pertumbuhan tulangnya 1,3 kali lebih baik daripada anak yang tidak diberi kalsium.

Kepustakaan:

1.         Scrimshaw NC, Waterlow JC, Beat schurch. Energy and Protein requirements, Proceedings of an IDECG workshop. European Journal Of Clinical Nutrition. 1996; 50, Supplement 1.  http://www.unu.edu/Unupress/food2/UID01E/uid01e00.htm
2.        Potischman N. Biologic and Methodologic issues for nutritional biomarkers. J Nutr,2003; 133: 875S-880S
3.        Murrey RK, Daryl KG, Peter AM, Viktor WR. Biokimia Harper, ed 24. EKG Kedokteran. Jakarta, 1997
4.        Stipanuk MH. Biochemical and Physiological Aspects of Human Nutrition. WB Sounders. Phyladelphia, 2000
5.        MHC-Human Nutrtion Research. Macromineral http://www.mrc.hnr.cam.ac.uk/index.html
6.        Shenkin  A. Joint Symposium of Nutrition and Dep of Pediatric Fac of medicine, 11 Maret University and Centre of Human Nutrition, Univ Sheffield, UK. Surakarta, Indonesia, 2001
7.        Calories-calculating A Childs daily needs. Http://www.drpaul.com/nutrition/calories.html. Unduh 22 September 2004
8.        Departemen Kesehatan RI. 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang.Depkes RI, Jakarta 2002
9.        Almatsier S. Prinsip dasar Ilmu Gizi. Gramedia, Jakarta. 2003
10.      WHO-UNU. Energy and Protein requirement.1991
11.       Uauy R, Castillo C. Implication For Nutrient Composition of Fortified Complementary Food. J Nutr  2003;133:2962S-2972S
12.      Rivera JA, Hotz C, Teresa GC, Lynette N, Armando GG. The effect of micronutrient deficiencies on child growth: a Review of results from community-based supplementations trials. J Nutr  2003;133:4010S-4020S
13.      Calgary Health Region. Folic Acid and Your Health. Calgary Health Region.  http://www.calgaryhealthregion.ca/
14.      Branca F. Nutritional Solution to mayor health problems of preschool children: how to optimize growth and development. J Paediatr Gastroenterology and nutrition, vol supplement, December 2006; s4-s7
15.      Purwaningsih E. The Effect of Zinc and Iron Supplementation on Growth in Normal, Anemic and Zinc Deficienct Infants: A Field Triel in Indramayu, West Java. M.Med Indonesiana 2004; 39 (4): 162-171
16.      Saraswati E, Budiman B. Pertumbuhan Tulang Anak Umur 12-36 Bulan Pasca Intervensi Gizi. Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan, 2000; 23. Unduh 11 Januari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar